Minggu, 22 Januari 2017

Beasiswa PIK (Ilmu Kepegawaian) dari BKN

Tulisan kali ini menceritakan pengalaman saya ketika mengikuti program beasiswa dari Badan Kepegawaian Negara (BKN), semoga bisa bermanfaat bagi pembaca.

Pada akhir tahun 2016 lalu ada surat tawaran beasiswa dari BKN. Persyaratan pesertanya antara lain minimal pendidikan SMA dan belum memiliki ijazah S1. Penawaran beasiswa ini diberikan ke beberapa kementerian dan pemerintah daerah. 

Tentang beasiswa ini sendiri adalah program besasiswa yang diselenggarakan oleh BKN untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya ASN. Para peserta yang lulus  akan disesuaikan kenaikan pangkatnya pada golongan dan ruang penata III/a oleh BKN dan akan dingkat dalam jabatan fungsional Analisis Kepegawaian Ahli. Hanya saja perkuliahannya sampai 4 tahun dan jangka waktu tersebut bisa dinilai sangat lama, apalagi kalau pesertanya sudah lulus D3 seperti saya.

Adapun beasiswa yang akan diterima oleh mahasiswa adalah:
1. biaya perkuliahan selama 4 tahun;
2. biaya pendaftaran, registrasi, SPP, SKS, modul dan tutorial;
3. biaya ujian, biaya tugas akhir program, biaya wisuda, biaya studi lapangan/praktik kerja/banding;
4. pakaian seragam serta atribut mahasiswa.

Bentuk tes untuk beasiswa ini ada dua, yaitu:
1. CAT (Tes Intelijensi Umum, Tes Wawasan Kebangsaan, Tes Karakteristik Pribadi;
2. Wawancara.
Tes ini menggunakan sistem gugur dan ada kuota di tiap instansinya.
Untuk tahun ajaran 2017, hanya ada 1 kelas yang berisikan 35 orang.

Kalau pembaca ada yang berminta, silakan saja cari-cari infonya, karena tahun ajaran ini sebenarnya sudah angkatan yang ke-X. Tempat belajar nantinya di Pusbang Kepegawaian di Ciawi Bogor. Saya tidak lolos kemarin, semoga ada kesempatan di lain waktu. Semoga Sukses =)

Rabu, 11 Januari 2017

Tulisan Awal Tahun


Memulai awal tahun 2017 ini, saya ingin menorehkan sebuah tulisan tentang banyak hal yang saya alami. Bagi banyak orang menyambut awal tahun adalah sebuah momen untuk mengevaluasi tentang apa yang sudah dicapai dan apa yang dialami sepanjang tahun lalu menyusun target pencapaian tahun depan. Akan tetapi, bagi orang yang beriman, tahun baru bukan menjadi momen untuk melakukan itu. Di dalam Islam setiap hari sebelum tidur menjadi anjuran untuk memuhasabah diri dan merencanakan apa yang hendak dikerjakan keesokan harinya, maka urusan seorang muslim akan menjadi teratur dan memang semestinya seperti itu.

Perbedaan sebuah persepsi ketika kita melihat sebuah keadaan bisa menjadi tolak ukur bagaimana cara pandang kita. Misalnya, hari itu saya beserta seorang teman sedang menunggu makanan di sebuah mall. Saat itu kami melihat ada beberapa anak yang menggunakan eskalator naik dan turun berulang-ulang. Yang di dalam benak kami saat itu adalah alangkah bahayanya, tapi tak lama kemudian datang rombongan keluarga yang sepertinya keluarga anak-anak tersebut dan akhirnya kami pun mulai mengoceh sendiri, mungkin anak-anak itu datang dari kampung dan setibanya di kota langsung menganggap eskalator itu seperti mainan. Yah, itu contoh persepsi yang kami bangun untuk adik-adik tersebut. Berusaha menghilangkan persepsi negatif.

Layaknya ketika sedang sholat berjamaah, jamaah akhwat tentu menunggu seorang imam dari jamaah ikhwannya, namun tidak ada yang mau maju untuk menjadi imam. Lantas ada seorang jamaah akhwat yang berseloroh agar dia saja yang menjadi imam. Begitulah kelucuan yang kadang terjadi di mushola kantor kami. Seperti pada saat sholat dzuhur tadi (= . 

Kenyataannya sekarang makin banyak orang yang menjauh dari kebenaran Islam dan banyak juga yang menyadari kesalahannya dan kembali kepada Allah 'azza wa jalla. Tapi seberapa besar perbandingan orang yang menyimpang dengan orang yang berada pada jalan yang lurus. Di dalam Al Quran sendiri dikatakan bahwa sangat sedikit orang yang mau berada pada jalan yang lurus itu. Banyak sekali tantangan yang dihadapi dengan kecanggihan teknologi yang ada pada saat ini, karena selain memudahkan untuk menyampaikan kebaikan, teknologi juga sangat membuka peluang untuk melakukan kemaksiatan. Anak muda yang seharusnya menjadi harapan bangsa menjadi mangsa empuk untuk dihancurkan. Namun betapa sedikit yang menyadari atau sadar tapi tidak peduli =(

Mungkin ini sedikit coretan awal tahun, berharap ada kabar baik meskipun apapun itu insya Allah baik sepanjang kita yakin dan husnudzan kepada Allah 'azza wa jalla. Semoga bisa berkumpul lagi dengan orang tua dan keluarga di rumah, diundang Allah 'azza wa jalla ke rumahNya, dan dipertemukan dengan pendamping hidup di dunia dan akhirat juga pada waktu dan tempat yang Allah ridho, aamiin..

Feed me, Please =D