Rangkaian kegiatan orientasi untuk pegawai baru di BPPK diakhiri dengan outbond selama tiga hari di Sukabumi, tepatnya dilaksanakan di Hotel Sela Bintana. Pada hari Rabu, tanggal 30 Oktober 2013, bertepatan dengan Hari Oeang Indonesia, kami pun sebagai pegawai baru diwajibkan untuk mengikuti upacara di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. Sepulang dari upacara, kami langsung kembali ke Purnawarman dan menanti keberangkatan untuk pergi outbond. Segala keperluan outbond pun sudah dipersiapkan sejak sehari sebelumnya dan sebelum mengikuti upacara, kami sudah menitipkan barang-barang kami di kantor, sehingga kami tidak repot lagi memikirkan barang-barang bawaan kami.
Selepas dzuhur, kami pun menuju bis untuk berangkat ke tempat outbond. Perjalanan yang katanya jika lancar hanya memakan waktu paling lama tiga jam pun ternyata tidak terbukti. Berangkat pukul 2 siang, sampai di tempat sudah hampir pukul 7 malam, menjelang isya. Alhasil, untuk mengejar keterlambatan, kami hanya diberi waktu sebentar untuk keperluan pribadi karena akan ada agenda pembukaan outbond atau peresmian dimulainya outbond ini.
Panitia orientasi bekerja sama dengan LP2SE dalam penyelenggaran outbond kali ini. Menurut kabar, LP2SE sudah empat kali ini dipercaya untuk mengadakan outbond oleh BPPK. Bukan outbond namanya, tapi capital building mereka menyebutnya. Pembawaan materi yang menyenangkan dan beda dari biasanya, membuat kami merasa sangat menikmati outbond di dalam ruangan. Seperti seminar atau pelatihan, tapi pada realitasnya bukan demikian. Pembicaranya adalah seorang motivator keren yang sangat gemar bersepeda, yaitu Bapak Amri. Banyak ilmu soft skill yang kami peroleh dari beliau. Pembawaannya yang ringan dan kocak, juga terkadang sering membuat "jlebb" membuat kami terpesona dan terbawa suasana.
Sangat jarang menemui tempat sesejuk di sana. Wangi udara pagi, dinginnya air, hijaunya pepohonan dan luasnya jarak pandang keindahan akan membuatmu terpesona dan semakin terpukau akan kebesaran dan keindahan Sang Maha Pencipta. Berfoto-foto pun menjadi agenda wajib yang tak boleh dilewatkan. Berusaha sebanyak-banyaknya menghirup oksigen yang murni, tanpa tercampur polusi. Alhamdulillah.
Hari Pertama Outbond
Selepas sarapan pagi, kami dikumpulkan di lapangann untuk melakukan pemanasan yang dipimpin oleh salah seorang teman. Setelah itu panitia dari LP2SE pun mulai memberikan games-games ringan hingga akhirnya kami terbentuk beberapa kelompok. Kelompok-kelompok itu harus menentukan siapa leader mereka. Seperti games-games kebanyakan, pasti tiap kelompok diminta untuk membuat yel-yelnya masing-masing. Berpikir keras, karena yel-yelnya tidak sembarangan. Kami harus memasukkan minimal lima kata yang sering berkaitan dengan Kementerian Keuangan terutama BPPK ke dalam yel-yel tersebut. Not bad tiap kelompok yang tampil, memberikan yel-yel yang bagus bahkan ada yang cenderung ekstrim.
Games yang harus dimainkan pertama kali adalah memilih satu kontrak di antara tiga kontrak yang masing- masing memiliki reward dan punsihment, alokasi waktunya juga berbeda. Tujuan dari kontrak tersebut adalah mengumpulkan poin sebanyak-banyaknya dari tiap pos-pos permainan yang berbeda. Nantinya poin-poin tersebut digunakan untuk membeli barang-barang Final Project. Di Final Project inilah yang menentukan siapa juara dari rangkaian games dalam seharian itu.
Hari pertama outbond pun diakhiri dengan penampilan kesenian oleh tiap kelompok. Ada yang menampilkan balas-balasan pantun, ada yang memainkan drama, dan ada yang menyanyi, semua campur jadi satu di malam kebersamaan. Bahkan pada malam itu juga disediakan kambing guling yang tentunya sudah dipotong-potong.
Hari Kedua Outbond
Rafting Day!
Persiapan untuk kembali ke kosan pun dilakukan pada malam hari pertama outbond dan esok paginya. Udara dingin Sela Bintana pun sudah harus segera ditinggalkan. Sebelum berangkat, berusaha menyempatkan diri memandang langit Sela Bintana dan keasrian alamnya yang takkan mungkin terlupa. Tiap tarikan nafas selalu teringat akan nikmat Allah yang tak kan mungkin bisa diingkari.
Perpisahan dengan Sela Bintana pun dilakukan pada pukul 9 pagi yang diabadikan dengan foto-foto bersama. Setelah itu, kami pun bersegera menuju bis untuk berangkat ke Cicatih untuk melakukan rafting. Dikarenakan hari itu adalah hari Jumat, kami harus sampai disana sebelumm Jumatan, dan alhamdulillah pukul 11 siang kami sudah berada di lokasi RIAM Jeram dan bisa makan siang terlebih dahulu.
Untuk memudahkan, perlengkapan seperti baju ganti sudah disiapkan sebelumnya di dalam plastik hitam dan dititipkan. Setelah Jumatan, kami pun berangkat meuju lokasi arung jeram dengan menggunakan angkot. Jalan yang tidak rata dan tidak beraspal tentunya memberi kesan semakin alami. Angkot yang biasanya dibuat berdesak-desakan pun kali itu hanya diisi oleh sembilan orang agar mudah untuk bisa sampai ke tempat tujuan.
Sesampainya disana, kami pun langsung memakai peralatan rafting seperti pelampung, helm, dan mengambil dayung. Sebelum memulai rafting, kami terlebih dahulu diberi petunjuk aba-aba saat nanti di sungai oleh instruktur, ada yang namanya boom, pindah ke belakang, pindah ke depan, ke kanan, ke kiri, dsb. Awalnya terlihat sulit, karena kami belum tahu praktik sebenarnya seperti apa, namun setelah sampai di perahu dan mengalami sendiri, ternyata rafting itu menyenangkan. Awalnya saya sendiri sangat grogi dan tidak percaya diri bisa melakukan rafting, tapi malah keasyikan dan ingin suatu saat ikut rafting lagi.
Setiap perahu diisi oleh lima orang anak ditambah satu instruktur. Kelompok saya mendapat instruktur yang bisa dibilang sangat berpengalaman. Terbukti pada saat rafting banyak trik-trik yang dimainkan olehnya, contohnya waktu itu perahunya diputar arah olehnya, kami tidak melihat ke arah arus mengalir, tetapi ke arah sebaliknya, sehingga saat di depan ada jeram kami tidak tahu jeramnya seperti apa dan itu membuat kami sangat surprise dipermainkan oleh jeram tersebut. Ada lagi ketika, sang instruktur sengaja membuat perahu kami tersangkut, lalu dia seperti berakting kesusahan mengeluarkan perahu (tapi sepertinya memang susah, karena kami berlima tidak ada yang berani membantunya), kami pun dengan polosnya berteriak-teriak minta pertolongan, tapi perahu akhirnya berhasil dikeluarkan dan kami melanjutkan perjalanan ke jeram selanjutnya. Dan yang paling berkesan ketika instruktur meminta kami untuk terlentang di atas perahu, pandangan ke langit, dan saat itu perahu sedang melewati jeram, bisa dibayangkan bagaimana perasaan kami yang hanya pasrah dengan kemampuan sang instruktur untuk bisa selamat dari jeram, karena kami pada waktu itu tidak dapat melakukan apa-apa, dan juga saat melewati jeram, air sungai pun menampar-nampar tubuh kami. Sungguh saat itu bisa dibilang unforgettable moment in our life . Alhamdulillah :)
Senang luar biasa bisa mengalami semua perjalanan ini. Syukur tak terkira kepada Allah SWT yang selalu memberi kenikmatan-kenikmatan kepada hamba-hambaNya, yang masih sering alpa untuk mengingatNya dan bersyukur kepadaNya. Meski kami masih sering melakukan kesalahan.
Teringat salah satu ucapan, bahwa semua yang kami dapatkan ini bukanlah gratis, tapi ada harga yang harus kami bayar. Harga yang harus kami bayar dengan pengabdian kepada negara dan rakyat Indonesia, karena bagaimanapun juga semua biaya yang dikeluarkan adalah berasal dari pajak yang dipungut dari rakyat. Hal itulah yang harus selalu terpatri dalam diri kami, hingga kami harus selalu tampil prima, menjunjung tinggi nilai-nilai Kementerian Keuangan, dan tak lupa siapa kami sebenarnya yang kedudukannya hanya sebagai "pelayan".
Akhir cerita, Alhamdulillah, sekali lagi bahkan tak putus-putusnya kami ucapkan Alhamdulillah atas semua yang telah kami lalui selama orientasi. Semoga menjadi ilmu yang berkah yang bermanfaat bagi banyak orang, aamiin..
Special thanks to: Bapak Ismoyo (Kabag Kepegawaian Setban BPPK), Staff Kepegawaian Setban BPPK (Pak Mujiono, Mas Dodi, Mas Ari, Mas Galih, Mbak Tami), Pak Amri (Pembicara sewaktu Outbond), Panitia-panitia dari LP2SE, dan semua pihak yang terlibat dalam penyuksesan orientasi bagi kami, pegawai baru BPPK tahun 2013.
BPPK Bergegas! Satu, Padu, Maju!
Panitia orientasi bekerja sama dengan LP2SE dalam penyelenggaran outbond kali ini. Menurut kabar, LP2SE sudah empat kali ini dipercaya untuk mengadakan outbond oleh BPPK. Bukan outbond namanya, tapi capital building mereka menyebutnya. Pembawaan materi yang menyenangkan dan beda dari biasanya, membuat kami merasa sangat menikmati outbond di dalam ruangan. Seperti seminar atau pelatihan, tapi pada realitasnya bukan demikian. Pembicaranya adalah seorang motivator keren yang sangat gemar bersepeda, yaitu Bapak Amri. Banyak ilmu soft skill yang kami peroleh dari beliau. Pembawaannya yang ringan dan kocak, juga terkadang sering membuat "jlebb" membuat kami terpesona dan terbawa suasana.
Sangat jarang menemui tempat sesejuk di sana. Wangi udara pagi, dinginnya air, hijaunya pepohonan dan luasnya jarak pandang keindahan akan membuatmu terpesona dan semakin terpukau akan kebesaran dan keindahan Sang Maha Pencipta. Berfoto-foto pun menjadi agenda wajib yang tak boleh dilewatkan. Berusaha sebanyak-banyaknya menghirup oksigen yang murni, tanpa tercampur polusi. Alhamdulillah.
Hari Pertama Outbond
Selepas sarapan pagi, kami dikumpulkan di lapangann untuk melakukan pemanasan yang dipimpin oleh salah seorang teman. Setelah itu panitia dari LP2SE pun mulai memberikan games-games ringan hingga akhirnya kami terbentuk beberapa kelompok. Kelompok-kelompok itu harus menentukan siapa leader mereka. Seperti games-games kebanyakan, pasti tiap kelompok diminta untuk membuat yel-yelnya masing-masing. Berpikir keras, karena yel-yelnya tidak sembarangan. Kami harus memasukkan minimal lima kata yang sering berkaitan dengan Kementerian Keuangan terutama BPPK ke dalam yel-yel tersebut. Not bad tiap kelompok yang tampil, memberikan yel-yel yang bagus bahkan ada yang cenderung ekstrim.
Games yang harus dimainkan pertama kali adalah memilih satu kontrak di antara tiga kontrak yang masing- masing memiliki reward dan punsihment, alokasi waktunya juga berbeda. Tujuan dari kontrak tersebut adalah mengumpulkan poin sebanyak-banyaknya dari tiap pos-pos permainan yang berbeda. Nantinya poin-poin tersebut digunakan untuk membeli barang-barang Final Project. Di Final Project inilah yang menentukan siapa juara dari rangkaian games dalam seharian itu.
Hari pertama outbond pun diakhiri dengan penampilan kesenian oleh tiap kelompok. Ada yang menampilkan balas-balasan pantun, ada yang memainkan drama, dan ada yang menyanyi, semua campur jadi satu di malam kebersamaan. Bahkan pada malam itu juga disediakan kambing guling yang tentunya sudah dipotong-potong.
Hari Kedua Outbond
Rafting Day!
Persiapan untuk kembali ke kosan pun dilakukan pada malam hari pertama outbond dan esok paginya. Udara dingin Sela Bintana pun sudah harus segera ditinggalkan. Sebelum berangkat, berusaha menyempatkan diri memandang langit Sela Bintana dan keasrian alamnya yang takkan mungkin terlupa. Tiap tarikan nafas selalu teringat akan nikmat Allah yang tak kan mungkin bisa diingkari.
Perpisahan dengan Sela Bintana pun dilakukan pada pukul 9 pagi yang diabadikan dengan foto-foto bersama. Setelah itu, kami pun bersegera menuju bis untuk berangkat ke Cicatih untuk melakukan rafting. Dikarenakan hari itu adalah hari Jumat, kami harus sampai disana sebelumm Jumatan, dan alhamdulillah pukul 11 siang kami sudah berada di lokasi RIAM Jeram dan bisa makan siang terlebih dahulu.
Untuk memudahkan, perlengkapan seperti baju ganti sudah disiapkan sebelumnya di dalam plastik hitam dan dititipkan. Setelah Jumatan, kami pun berangkat meuju lokasi arung jeram dengan menggunakan angkot. Jalan yang tidak rata dan tidak beraspal tentunya memberi kesan semakin alami. Angkot yang biasanya dibuat berdesak-desakan pun kali itu hanya diisi oleh sembilan orang agar mudah untuk bisa sampai ke tempat tujuan.
Sesampainya disana, kami pun langsung memakai peralatan rafting seperti pelampung, helm, dan mengambil dayung. Sebelum memulai rafting, kami terlebih dahulu diberi petunjuk aba-aba saat nanti di sungai oleh instruktur, ada yang namanya boom, pindah ke belakang, pindah ke depan, ke kanan, ke kiri, dsb. Awalnya terlihat sulit, karena kami belum tahu praktik sebenarnya seperti apa, namun setelah sampai di perahu dan mengalami sendiri, ternyata rafting itu menyenangkan. Awalnya saya sendiri sangat grogi dan tidak percaya diri bisa melakukan rafting, tapi malah keasyikan dan ingin suatu saat ikut rafting lagi.
Setiap perahu diisi oleh lima orang anak ditambah satu instruktur. Kelompok saya mendapat instruktur yang bisa dibilang sangat berpengalaman. Terbukti pada saat rafting banyak trik-trik yang dimainkan olehnya, contohnya waktu itu perahunya diputar arah olehnya, kami tidak melihat ke arah arus mengalir, tetapi ke arah sebaliknya, sehingga saat di depan ada jeram kami tidak tahu jeramnya seperti apa dan itu membuat kami sangat surprise dipermainkan oleh jeram tersebut. Ada lagi ketika, sang instruktur sengaja membuat perahu kami tersangkut, lalu dia seperti berakting kesusahan mengeluarkan perahu (tapi sepertinya memang susah, karena kami berlima tidak ada yang berani membantunya), kami pun dengan polosnya berteriak-teriak minta pertolongan, tapi perahu akhirnya berhasil dikeluarkan dan kami melanjutkan perjalanan ke jeram selanjutnya. Dan yang paling berkesan ketika instruktur meminta kami untuk terlentang di atas perahu, pandangan ke langit, dan saat itu perahu sedang melewati jeram, bisa dibayangkan bagaimana perasaan kami yang hanya pasrah dengan kemampuan sang instruktur untuk bisa selamat dari jeram, karena kami pada waktu itu tidak dapat melakukan apa-apa, dan juga saat melewati jeram, air sungai pun menampar-nampar tubuh kami. Sungguh saat itu bisa dibilang unforgettable moment in our life . Alhamdulillah :)
Senang luar biasa bisa mengalami semua perjalanan ini. Syukur tak terkira kepada Allah SWT yang selalu memberi kenikmatan-kenikmatan kepada hamba-hambaNya, yang masih sering alpa untuk mengingatNya dan bersyukur kepadaNya. Meski kami masih sering melakukan kesalahan.
Teringat salah satu ucapan, bahwa semua yang kami dapatkan ini bukanlah gratis, tapi ada harga yang harus kami bayar. Harga yang harus kami bayar dengan pengabdian kepada negara dan rakyat Indonesia, karena bagaimanapun juga semua biaya yang dikeluarkan adalah berasal dari pajak yang dipungut dari rakyat. Hal itulah yang harus selalu terpatri dalam diri kami, hingga kami harus selalu tampil prima, menjunjung tinggi nilai-nilai Kementerian Keuangan, dan tak lupa siapa kami sebenarnya yang kedudukannya hanya sebagai "pelayan".
Akhir cerita, Alhamdulillah, sekali lagi bahkan tak putus-putusnya kami ucapkan Alhamdulillah atas semua yang telah kami lalui selama orientasi. Semoga menjadi ilmu yang berkah yang bermanfaat bagi banyak orang, aamiin..
Special thanks to: Bapak Ismoyo (Kabag Kepegawaian Setban BPPK), Staff Kepegawaian Setban BPPK (Pak Mujiono, Mas Dodi, Mas Ari, Mas Galih, Mbak Tami), Pak Amri (Pembicara sewaktu Outbond), Panitia-panitia dari LP2SE, dan semua pihak yang terlibat dalam penyuksesan orientasi bagi kami, pegawai baru BPPK tahun 2013.
BPPK Bergegas! Satu, Padu, Maju!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar