Tak terasa sudah hampir tiga bulan berada di Bumi Lancang Kuning ini sebagai anak rantau. Meskipun begitu tidak sedikit pengalaman yang telah dirasakan. Mulai dari bertemu dengan orang-orang baru dan akhirnya memutuskan untuk kursus setir mobil disini. Ternyata jarak yang semakin dekat dengan rumah dibandingkan saat di Jakarta membuatku semakin kangen rumah padahal belum lama ini sudah pulang. Inginnya bisa selalu dekat dengan orang tua, tinggal bersama mereka dan berbakti menjadi anak yang soleha, meskipun disini aku juga tak pernah lupa selalu mendoakan dan mengingat mereka, setiap malam pun pasti ada tukar kabar melalui telpon, maklum aku ini anak semata wayang.
Pertama kali sampai di bandara Sultan Syarif Kasim II, kota Pekanbaru, kesannya sangat mengejutkan, karena ternyata meskipun kecil, tapi bandara ini sangat apik, apalagi jika dilihat dari depan. Saat di perjalanan keluar dari bandara pun disambut dengan tulisan "Selamat Datang di Bumi Lancang Kuning". Selang beberapa hari di Pekanbaru, aku pun memberanikan diri untuk mulai berkeliling-keliling sendirian, saat itu motorku dari Medan sudah sampai di Pekanbaru. Disini banyak sekali masjid dengan arsitektur yang unik-unik, tempat wudhunya pun kebanyakan sudah dipisah dan tertutup bagi yang perempuan. Untuk masjid agung di Pekanbaru, namanya Masjid Agung An-Nur, masih dua kali sholat disana. Luasnya melebihi luas masjid Agung di Medan. Sangat luas.
Bangunan-bangunan perkantoran disini terutama bangunan pemerintahan juga sangat unik, mungkin aku berkata seperti ini karena di Medan semuanya terlihat biasa saja.