Senin, 26 Agustus 2013

STAN angkatan 2009 dan TKD

Tidak lama sejak lulus dari STAN, kabar yang tidak jelas pun mulai bertebaran. Mulai dari akan dites psikotest, bakalan dianggurin sampai waktu yang tidak ditentukan bahkan ada yang bilang tidak ikatan dinas lagi. Tapi yang pasti kami masih ikatan dinas, hanya saja waktu pengangkatannya yang belum ditentukan, bahkan formasinya pun belum ada.
Setelah “dianggurkan” selama lebih dari 10 bulan, akhirnya kami diberi kejelasan akan diadakan tes sebelum penempatan, dan tes itu adalah TKD (Tes Kemampuan Dasar). Salah satu jenis tes yang digunakan untuk tes CPNS. Hanya saja TKD yang kami ikuti adalah TKD khusus sekolah kedinasan, seperti STAN, STIS, dll. Tesnya pun menggunakan sistem online CAT. Semua ini terjadi karena Kemenpan tidak ingin mahasiswa kedinasan langsung bisa penempatan kerja, tanpa tes lagi.
Sebenarnya masih tidak paham tujuannya apa, padahal untuk masuk sekolah kedinasan kami juga berusaha keras melewati tesnya yang pesaingnya tidak sedikit di seluruh Indonesia. Apakah hanya sekedar proyek baru? Atau tujuan mulia lainnya?
Karena bagaimanapun juga kami sudah disekolahkan dengan biaya rakyat. Tidak mungkin kami dilepas begitu saja tanpa diangkat menjadi pelayan masyarakat. Meskipun dikatakan kalau tidak lulus tes ini kami akan dikenakan sanksi berupa harus mengulang tes atau membayar ganti rugi kepada negara. Dan sekali lagi kabar itu pun masih diragukan kebenarannya.
Terlepas dari tes ini hanya formalitas atau tidak, kami harus berusaha sekuat kami untuk menghadapi segala kemungkinan itu.

Terjadwal mulai tanggal 26- 31 Agustus 2013, kami resmi wajib mengikuti TKD di BKN tiap kota yang telah ditentukan (sebelumnya sudah diinstruksikan untuk memilih kota ujian dan instansi yang kami inginkan). Mohon doa dari pembaca semoga kami semua bisa lulus TKD ini dan segera menjadi pelayan masyarakat yang mengabdi kepada negara dan tanah air Indonesia! #hidup STAN angkatan 2009

Minggu, 25 Agustus 2013

Hari Bahagianya

Hari ini, hari ketika dia melepaskan status yang disandangnya selama ini dan menggunakan status yang baru. Hari ini, hari ketika ia akan mulai mengabdikan dirinya untuk suaminya dan menjadi istri yang sholeha. Hari ini, hari ketika aku bisa melihatnya menggunakan gaun itu meskipun hanya lewat fotonya saja.
My dear friend, bagaimana aku mengungkapkan perasaan ini kepadamu? Aku sangat senang, tapi juga sekaligus sedih. Bagaimana aku bisa kehilanganmu secepat ini? Meskipun aku tahu kau akan mendahuluiku. Begitupun aku tak hadir disana ketika hari bahagiamu ini tiba.
Bagaimana lagi? Ijab Qabul telah dilaksanakan dan kau pun resmi menjadi pendamping hidupnya. All I can do just pray, yes I do I pray. Doa yang terbaik untuk kalian berdua. Tapi air mata ini tak ingin tetap di tempatnya, ia mulai mengalir. Aku ingin berada disana, menyaksikan kebahagiaanmu secara langsung. Oh my dear friend, kini kau tak bisa lagi kekanak-kanakan, karena kelak kau akan menjadi ibu untuk anak-anakmu.
You know time goes too fast. I still remember when we met for the 1st time. When we were sometimes going together, when u always come to my kost and u slept on my bed :’) . But Now you’ve got married. I’m very happy, really. And  I cant imagine that’s gonna be so fast.

Semoga menjadi keluarga sakinah, mawaddah dan warahmah, menjadi istri yang sholeha, kelak anak-anaknya jadi anak yang sholeh dan sholeha.. aamiin.. Maafkan temanmu ini yang hanya dapat mendoakan dari jauh.

For My Dear Friend, Hanifah Muslimah, I Love U.. Uhibbuki Fillah..

Barakallahulakuma wabaroka ‘alaikuma, wa jama’a baynakuma fii khoir..

Selasa, 20 Agustus 2013

Apakah Sahabatmu Seperti Umeir Bin Wahab

Siapa yang tahu Umeir bin Wahab? Mungkin bagi yang sudah tahu pasti akan terkesima dengan pengalaman hidupnya hingga tersentuh cahaya Islam. Sebelum ia masuk Islam ia adalah seorang jagoan Quraisy dan ikut serta pula pada perang Badar. Seketika kaum kafir Quraisy kalah di perang Badar, ia berbicara dengan pamannya Shafwan bin Umayah yang memendam dendam karena kehilangan ayahnya Umaiyah bin Khalaf saat perang.
Dalam pembicaraan itu akhirnya Umeir memutuskan akan pergi ke Madinah untuk membunuh Rasulullah SAW, setelah Shafwan bersedia menanggung hutang-hutang Umeir. Sesampainya di Madinah, ia bertemu dengan Umar bin Khattab dan seketika itu pula Umar berkata “Itu si Umeir bin Wahab anjing musuh Allah! Demi Allah, pastilah kedatangannya untuk maksud jahat!”. Kemudian Umar pergi menghadap Rasulullah SAW untuk memberitahukan kedatangan Umeir dan Rasul pun menyuruh Umeir untuk masuk.

Rabu, 14 Agustus 2013

Siapa Yang Tak Hendak Dirindukan Surga?



Biasa setiap selesai sholat, satu doa yang mungkin tak pernah kita lupa, yaitu meminta kelak mendapatkan surga dan dijauhkan dari neraka. Tapi pernahkah kita berpikir bahwa surga juga merindukan seseorang? Tapi siapakah seseorang itu yang surga pun sangat menginginkannya? Ia adalah ‘Ammar bin Yasir.
Rasulullah saw pernah bersabda: “Surga telah merindukan ‘Ammar”
Bagaimana bisa?
Siapa yang tak tahu kisah pemuda yang satu ini. Ia dan kedua orang tuanya adalah termasuk orang-orang yang pertama kali mengikuti dakwah Rasulullah dan bersyahadat.
Disiksa sedemikian rupa oleh kaum kafir Quraisy pada saat itu, bahkan yang menyebabkan ibunya Sahabiyah Sumayah adalah yang pertama kali meraih syahid, tak menyebabkan keimanannya pudar, meskipun ia pernah sekali, hanya sekali itu, itu pun karena dipaksa mengucapkan nama-nama berhala yang orang-orang kafir itu sembah. Tanpa sadar ia mengucapkannya. Setelah ia sadar, tak sanggup lagi ia menatap dunia, apalagi berjumpa dengan yang dicintainya Rasulullah saw. Tapi karena petunjuk Allah, Rasulullah saw pun menjumpai ‘Ammar dan  mengucapkan kata-kata yang sangat membahagiakannya, sabdanya:
“Orang-orang kafir itu telah menyiksamu dan menenggelamkanmu ke dalam air sampai kamu mengucapkan begini dan begitu..?”
“Benar wahai Rasulullah” ujar ‘Ammar sambil meratap.
Maka sabda Rasulullah sambil tersenyum, “Jika mereka memaksamu lagi, tidak apa, ucapkanlah seperti apa yang kamu katakan tadi..”
Kemudian Rasulullah membacakan sebuah ayat berikut ini:
“Kecuali orang yang dipaksa, sedang hatinya tetap teguh dalam keimanan…” (An Nahl:106)

Feed me, Please =D