Sore, 13 April 2012 di Student Center STAN
Sore yang sejuk setelah sebelumnya diguyur rahmat dari Yang Maha Kuasa dan kilatan tasbih untuk-Nya, kami melingkar bukan untuk arisan tapi menyatukan hati-hati kami kembali. Hati-hati para pejuang dakwah wilayah yang insya allah selalu memohon keistiqomahan dari-Nya.
Tak banyak memang, tapi apalah arti jumlah dibandingkan kualitas yang bisa dihasilkan. Sedikit namun amanah lebih baik daripada banyak namun sering melalaikan tugas. Inilah semangat! Sesuai dengan materi yang dibawakan oleh seorang saudari yang semangatnya sungguh memotivasi kami semua yang hadir disana.
Kebanyakan diantara kita pasti pernah merasakan bagaimana rasanya kehilangan semangat. Mengapa semangat itu penting? Karena itulah modal awal kita mau meraih kesuksesan yang ingin dicapai.Jika kita tidak semangat maka kemalasanlah yang akan datang dan jika pengganggu itu sudah datang maka mustahil kita bisa membuat sebuah perubahan.
Lalu apa yang menyebabkan semangat itu menghilang? Untuk hal ini tentu banyak alasannya, umumnya berhubungan dengan keadaan fisik seseorang, seperti kelelahan, terlalu banyak fikiran dan beban, kurang sehat dan sebagainya. Tapi apakah kita pernah mencari penyebabnya dari hati kita? Karena mungkin saja semangat kita berkurang karena ada yang salah dengan penyaring racun di dalam tubuh itu. Hati adalah cerminan dari kesehatan rohani kita. Wajarkan kalau seandainya kita tidak merawat hati kita dengan baik maka kemalasan itu akan sering datang dan selalu menjadi pagar berduri yang menghalangi seseorang untuk dapat melompati tembok penjara menuju kebebasan yang hakiki.
Setidaknya ada dua jenis semangat, yaitu semangat bersegera atau semangat menunda. Semangat bersegera ada pada diri seseorang yang mempunyai ghirah (semangat) untuk membuat sebuat perubahan dalam dirinya menjadi lebih baik, dia akan selalu berusaha menangkap kesempatan yang ada, beda halnya dengan semangat menunda, seseorang yang mempunyai semangat ini bisa dipastikan seumur hidupnya tidak akan bisa menikmati hidup. Karena dia akan selalu dikejar masalah yang selalu ia hindari dan ia tunda hingga ia pun lupa dan akhirnya semua masalah bertumpuk dan tak bisa diselesaikan.
Dimana kita bisa mendapatkan kembali semangat kita yang hilang? Sebuah kisah dari sahabat Rasulullah Abu Bakar ra dan Umar bin Khattab ra. Dikatakan bahwa Umar sangat cemburu dengan Abu Bakar, mengapa seorang Umar bisa iri terhadap saudaranya sendiri? Hal ini karena amalan Abu Bakar selalu melampaui Umar. Saat itu selesai sholat subuh berjamaah Rasulullah bertanya kepada para sahabat, "Siapakah diantara kalian yang berpuasa hari ini?" Umar berkata "Karena saya malam tidak berniat maka hari ini saya tidak puasa Ya Rasulullah". Abu Bakar kemudian menjawab " Saya tadi malam berniat sehingga hari ini saya berpuasa". Rasulullah bertanya lagi " Siapakah yang sudah memberi makan fakir miskin hari ini?" Umar menjawab "Kami baru saja selesai sholat bagaimana kami bisa bersedekah ya Rasulullah?" Abu Bakar menjawab "Saya Ya Rasulullah, sebelum sampai disini saya memberi roti anak saya (Abdurrahman) kepada seorang fakir miskin". Rasulullah kemudian bertanya lagi "Siapakah yang sudah menjenguk orang yang sakit hari ini?" Abu Bakar menjawab " Saya ya Rasulullah, saya mendengar Abdurrahman bin Auf sedang sakit, lalu saya sempatkan mengunjunginya sebelum kemari"
Bisa dibayangkan betapa cemburunya Umar dan sahabat lain melihat kegigihan Abu Bakar meraih cinta Allah dan Rasul-Nya? Namun Umar dan para sahabat tetaplah mencintai Abu Bakar ra. Dari kisah ini kita bisa mengambil hikmah, semangat itu bisa kita peroleh dari mana saja. Dari orang-orang sekitar kita juga bisa, terutama dari orang-orang yang soleh, yang memperjuangkan hidupnya untuk kenikmatan di akhirat. Semangat mereka dalam beribadah, berdakwah, pasti sedikit banyak juga memengaruhi perilaku kita. Makanya salah satu obat hati adalah berkumpul dengan orang-orang soleh. Tak akan ada kata cukup dalam berlomba-lomba meraih kenikmatan sejati.
Yang lebih sering tidak kita sadari adalah ternyata semangat itu selalu ada dalam diri kita, namun karena kita sudah sering disibukkan oleh kemalasan (jadi ngambek deh tuh semangat, hehe).
Terkadang memang ada waktu di saat kita perlu menyendiri untuk memperbaiki ruhani kita,
Muadz bin jabal: "Jika kau lelah berhentilah sejenak dan perbarui imanmu". Seseorang memiliki iman, namun belum tentu mempunyai juga akhlak yang baik. Jangan seperti jarum katanya yang selalu dapat membuat kain sedangkan dia sendiri tidak berpakaian. Perumpamaan itu seperti seseorang yang sibuk memberi motivasi dan semangat kepada orang lain namun dia sendiri tidak semangat. Bermuhasabah diri, mengoreksi kesalahan dan kekhilafan dan juga mengukur sudah seberapa dekat kita kepada-Nya. Semoga selalu diberi kekuatan, karena iman itu naik karena kebaikan dan turun ketika banyak melakukan kemaksiatan.
Jangan lupa untuk selalu tersenyum, betapapun beratnya masalah yang dihadapi akan mudah diselesaikan dengan selau berpositive thinkin dan tersenyum :).
Penutup:
Nyalakan semangatmu! Semangat itu ada dalam dirimu, tapi dia sedang tidak berdaya ditindas oleh rasa malasmu. Maka obati dia dan perangilah rasa malas itu kemudian kamu akan bahagia dengan semangat berjuang yang ada pada dirimu saat itu.
Semoga bermanfaat..
Ini adalah materi yang diberikan kak linda dengan beberapa modifikasi, jzk khoir..