Jumat, 25 Juli 2014

Sebaik-Baik Harta adalah Harta Orang Sholeh


حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ حَدَّثَنِى أَبِى حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ عَلِىٍّ عَنْ أَبِيهِ قَالَ سَمِعْتُ عَمْرَو بْنَ الْعَاصِ يَقُولُ بَعَثَ إِلَىَّ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ « خُذْ عَلَيْكَ ثِيَابَكَ وَسِلاَحَكَ ثُمَّ ائْتِنِى ». فَأَتَيْتُهُ وَهُوَ يَتَوَضَّأُ فَصَعَّدَ فِىَّ النَّظَرَ ثُمَّ طَأْطَأَهُ فَقَالَ « إِنِّى أُرِيدُ أَنْ أَبْعَثَكَ عَلَى جَيْشٍ فَيُسَلِّمَكَ اللَّهُ وَيُغْنِمَكَ وَأَرْغَبُ لَكَ مِنَ الْمَالِ رَغْبَةً صَالِحَةً ». قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا أَسْلَمْتُ مِنْ أَجْلِ الْمَالِ وَلَكِنِّى أَسْلَمْتُ رَغْبَةً فِى الإِسْلاَمِ وَأَنْ أَكُونَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-. فَقَالَ « يَا عَمْرُو نِعْمَ الْمَالُ الصَّالِحُ لِلْمَرْءِ الصَّالِحِ »
Telah menceritakan kepada kami Abdurrahman Telah menceritakan kepada kami Musa bin Ali dari Bapaknya ia berkata, saya mendengar Amru bin Ash berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengutus seseorang kepadaku agar mengatakan, “Bawalah pakaian dan senjatamu, kemudian temuilah aku.” Maka aku pun datang menemui beliau, sementara beliau sedang berwudlu. Beliau kemudian memandangiku dengan serius dan mengangguk-anggukkan (kepalanya). Beliau lalu bersabda: “Aku ingin mengutusmu berperang bersama sepasukan prajurit. Semoga Allah menyelamatkanmu, memberikan ghanimah dan dan aku berharap engkau mendapat harta yang baik.” Saya berkata, “Wahai Rasulullah, saya tidaklah memeluk Islam lantaran ingin mendapatkan harta, akan tetapi saya memeluk Islam karena kecintaanku terhadap Islam dan berharap bisa bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.” Maka beliau bersabda: “Wahai Amru, sebaik-baik harta adalah harta yang dimiliki oleh hamba yang Shalih.” (HR. Ahmad 4/197. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat Muslim)

 Dari hadis di atas kita dapat mengambil pelajaran, bahwa tidak ada masalah jika seorang muslim kaya dengan harta di dunia, karena yang dimaksud disini adalah muslim yang sholeh, yang pasti akan membelanjakan hartanya di jalan Allah seperti istri tercinta Rasulullah SAW, Khadijah, Khaulafur Rasidin, dan sahabat-sahabat lainnya.
Allah pernah mengatakan jika hambaNya menginginkan harta dunia maka akan segera diberikan oleh Allah, tapi sebagai gantinya nanti di akhirat dia akan dimasukkan ke dalam neraka. Seperti kisah para istri Rasul SAW yang menginginkan harta dunia yang kemudian langsung ditegur Allah, jika memang ingin harta dunia maka mereka harus berpisah dengan Rasulullah SAW, tapi apa yang kemudian mereka pilih adalah tentu saja Allah dan RasulNya.
Pasti pernah dengar sebuah hadis yang mengatakan bahwa sholat sunah dua rakaat sebelum Subuh lebih baik dari dunia dan seisinya. Padahal hanya dua rakaat sholat sunah, berarti nilai sholat lima waktu pasti lebih besar lagi. Subhanallah, Laa Haula Wa Laa Quwaata Illa Billah. Masihkah kita masih mencintai dunia ini?
Tentu saja bukan berarti ketika kita tidak mencintai dunia, kita menjadi benar-benar meninggalkan aktivitas dunia, seperti belajar, bekerja, makan, dan bermuamalah. Bukan berarti hanya menghabiskan waktu untuk sholat di masjid dan tidak berusaha mencari penghasilan untuk hidup.
Jika kita mengingat kisah istri Rasululullah SAW, Khadijah ra yang menginfakkan seluruh hartanya untuk dakwah Rasulullah SAW, bahkan selain beliau ada juga sahabat-sahabat Rasulullah SAW yang membelanjakan harta yang dimilikinya untuk kemajuan Islam, maka kita akan paham bahwa Islam tidak hanya menyuruh kita sholat tapi juga mencari harta, tapi untuk apa? Untuk dibelanjakan di jalan Allah.
Pernah disebutkan oleh Rasulullah SAW tentang orang yang bangkrut. Siapakah orang yang bangkrut? Ternyata bukan karena hartanya habis dan tidak sanggup membayar hutang, melainkan seseorang yang datang ke hadapan Allah dengan segudang amalan ibadah, tapi kemudian satu persatu orang lain datang dan mengadu kepada Allah bahwa dirinya pernah disakiti oleh orang yang ahli ibadah itu. Akhirnya , seluruh amalan ibadahnya diambil oleh orang-orang yang pernah disakiti hatiny olehnya di dunia, dan kemudian dia pun dilempar ke dalam neraka. Na’udzu billah.
Tidak akan sempurna amalan ibadah seseorang di dunia jika malah kehidupan sosialnya buruk. Seorang yang rajin sholat, begelar haji pula, tapi di kesehariannya dia sering memfitnah, mengghibah, menyakiti orang lain di sekitarnya. Khoirunnas Anfa’uhum Linnas, manusia terbaik adalah yang paling banyak manfaatnya untuk orang lain. Jangan sombong dengan ibadah- ibadah yang kita lakukan, apakah kita yakin kalau Allah menerima amalan-amalan itu? Jangan sampai ibadah-ibadah yang kita lakukan hanya menjadi debu-debu yang beterbangan dan tidak membuat kita masuk ke dalam surga.
Wallahu A’lam Bisshowab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Feed me, Please =D