Sesuai dengan judulnya, tanggal 1 Desember yang diperingati sebagai Hari AIDS Sedunia sepertinya hanya dijadikan sebagai peringatan, tanpa adanya kesadaran mengapa diadakannya peringatan semacam ini.
Terbukti dari jumlah penderita Aids yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Percuma ya kalau cuma diperingati. Tapi setidaknya ini adalah salah satu upaya untuk mengurangi tindakan penyalahgunaan seks yang akibatnya adalah timbulnya penyakit Aids yang berbahaya dan belum ada obatnya hingga sekarang.
Sudah sunnatullah kebaikan memang harus memerangi keburukan apapun caranya. Tapi keburukan itu umatnya banyak sedangkan untuk umat kebaikan itu hanya setengah atau seperempat dari jumlah umat keburukan. Hendaknya selain diadakannya peringatan tapi juga penyuluhan dan bimbingan terus menerus kepada masyarakat akan bahayanya penyakit itu.
Mengapa penyakit ini seakan-akan tidak pernah habis? Selain penyakit ini menular para pelaku 'perzinahan' juga semakin marak. Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan malah manusia semakin tidak tahu mana yang baik dan mana yang buruk. Karena pikiran mereka sudah diracuni oleh konsep kebebasan yang digemborkan oleh para zionis dan Amerika. Kebebasan untuk berhubungan di luar nikah, bahkan berhubungan dengan sesama jenis, naudzubillah.
Indonesia sendiri yang penduduknya mayoritas Islam, tapi tidak menunjukkan identitas bahwa dirinya muslim. Jumlah penderita Aids di Indonesia mencapai 15ribu orang, bisa dibayangkan tidak jumlah manusia sebanyak itu menderita Aids?
Sungguh menyedihkan, padahal Allah sudah jelas-jelas mengatakan dalam AlQuran : "Janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya zina itu merupakan perbuatan yang keji dan buruk" (Al Isra: 32). Mendekati saja tidak boleh apalagi melakukannya! Inilah yang seringkali disalah artikan oleh masyarakat bahwa yang tidak boleh adalah melakukan hubungan seks, berarti pegangan tangan boleh dong, ciuman juga boleh dong, ya kan? Sadar atau tidak perbuatan memegang tangan dan berciuman dengan yang bukan muhrim itu adalah perbuatan mendekati zina. Zina itu seperti rangkaian proses, seperti proses pencernaan dalam tubuh kita. Nah, berdua-duaan, berciuman, brpegangan tangan itu adalah awal proses perzinahan. Tentu saja setan akan lebih mudah menjerumuskan kita ke dalam perbuatan zina dengan kita breduaan, berciuman, nonton film porno dsb.
Kalau dipikir, sudah ada kondom ya kan? kenapa masih ada aja ya yang terjangkit virus ini? Menurut artikel yang saya baca, dalam konferensi AIDS Asia Pacific di Chiang Mai, Thailand (1995) bahwa "penggunaan kondom aman tidaklah benar. Pori-pori kondom berdiameter 1/60 mikron dalam keadaan tidak merenggang, sedangkan bila dalam keadaan merenggang pori-pori tersebut bisa mencapai 10x lebih besar. Sementara virus HIV berdiameter 1/250 mikron". Pernyataan ini diperkuat lagi oleh pakar AIDS R.Smith (1995), "Setelah bertahun-tahun mengikuti ancaman AIDS dan penggunaan kondom, mengecam mereka yang telah menyebarkan "safe sex" dengan memakai kondom saja saka mengundang kematian.
Satu-satunya jalan untuk mengatasinya adalah kesadaran untuk tidak lagi melakukan perzinahan (jajan). Setia pada pasangan bagi yang sudah menikah. Bagi yang belum, jika sudah cukup umur menikah tapi belum mampu baik dalam hal batin maupun dana maka berpuasalah. Semuanya sudah ada tuntunan yang jelas dalam Al-Quran dan Sunnah Rasulullah. Tidak ada solusi yang lain, belajarlah dan tingkatkan keimanan kepada-Nya.
Selain HIV masih banyak lafi penyakit kelamin lainnya yang diakibatkan dari orang-orang yang suka berzina ini. Oleh karena itu, mulai dari diri sendiri, lalu keluarga kemudian orang di sekitar kita. Mari saling mengingatkan dan menasihati, karena ini adalah kewajiban bersama, bukan hanya kewajiban satu atau dua orang saja. Pertama demi mewujudkan Indonesia yang bebas dari penyakit kelamin dan perzinahan lalu memberi contoh kepada negara-negara lain. Maka terbebaslah dunia dari penyakit mematikan yang satu ini.
Jadikan agama sebagai tembok untuk mengahalangi perbuatan buruk masuk ke dalam diri, pertebal keimanan dan pergunakan petunjuk yang sudah diberikan Allah (Al Quran dan As-Sunah) dengan sebaik-baiknya. Karena sudah banyak bukti bahwa kata-kata-Nya tidak ada keraguan sedikitpun di dalamnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar