Orang yang rendah hati tidaklah berarti ia menjadi rendah diri. Mungkin itu salah satu ungkapan yang tepat untuk memulai tulisan kali ini. Bisa dibilang tidak mudah menjadi orang yang rendah hati, kebanyakan malah menjadi rendah diri, tidak yakin akan dirinya sendiri. Pengalaman berikut ini semoga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua tentang arti sebuah kata rendah hati.
Pada saat itu Kabag Umum BPPK Purnawarman menyampaikan pengarahan tentang Tupoksi di bagian umum. Selain membicarakan tentang bagian umum, beliau juga menceritakan pengalaman-pengalaman beliau selama mengabdi di BPPK. Memang umur itu tidak pernah bohong. Makanya sering dikatakan orang yang lebih tua itu lebih paham tentang kehidupan, karena mereka sudah terlebih dahulu dan sudah lebih banyak mengalami senang dan susahnya hidup.
Di dalam ceramah umumnya itu, beliau sering menasihati kami agar selalu bersikap rendah hati, tidak segan untuk selalu berkata terima kasih, meskipun kepada orang yang lebih rendah kedudukannya. Misalkan saja seorang office boy yang tugasnya mengantarkan kopi setiap pagi kepada atasannya. Lalu suatu ketika office boy itu tidak hadir karena sakit, sehingga tidak ada yang mengantarkan kopi kepada atasan itu. Oleh karena itu, meskipun pekerjaan yang dianggap kecil, kita tidak boleh meremehkannya dan lupa mengucapkan terima kasih kepada orang yang melaukan pekerjaan kecil itu.
Contoh nyata ketika beliau ditugaskan di Balai Diklat Pontianak. Beliau membersihkan sendiri calon kantor untuk para pegawai disana, tanpa malu atau menganggap tidak sepantasnya beliau melakukan hal itu. Seringkali keteladanan itu diperoleh dari tindakan bukan hanya ucapan. Inilah yang dibuktikan beliau selama hidupnya. Kata beliau "Apakah dengan kita mengerjakan pekerjaan yang remeh kemudian derajat kita menjadi turun? Apakah jabatan Eselon-nya tiba-tiba dicabut?, kan tidak."
Ada sebuah kalimat yang beliau katakan seperti ini kurang lebih " Apapun yang dikatakan orang lain kepada kita, baik itu pujian ataupun makian, kita harus tetap berterima kasih dan tersenyum kepada mereka". Jadi pa lagi yang membuat kita untuk tidak mau rendah hati? Tidak ada pemimpin jika tidak ada yang dipimpin. Tidak ada presiden jika tidak ada rakyatnya. Begitulah ungkapan sederhananya. Semoga bermanfaat :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar