Masih terasa basah di pipi, ketika saat itu terdengar kabar saudara-saudari di Gaza sedang diserang oleh Israel. Meski kabar yang kuterima hanya dari media online tapi itu saja sudah cukup membuat tubuhku gemetar. Bagaimana tidak, karena mereka disana meskipun digempur oleh roket-roket dan senjata berat Israel, mereka masih tetap bisa beraktivitas seperti biasanya, dan yang paling menakjubkan adalah anak-anak disana tidak henti-hentinya menghafal ayat-ayat suci Al Quran, sehingga terlahir hafiz-hafizah setiap harinya. Hal ini pula lah yang membuat bangsa Yahudi takut dan khawatir sehingga mereka ingin membunuh semua anak-anak dan wanita di Palestina, agar tidak ada lagi penghafal Al Quran disana dan mereka dapat menguasai tanah Palestina dengan mudah. Tapi mereka membuat makar kepada Allah, sedangkan tanpa mereka ketahui Allah juga membuat makar yang jauh lebih dahsyat dari mereka dan itu kelak akan membinasakan mereka semua.
Mereka kaum Yahudi adalah orang-orang pengecut, lemah hati dan tidak punya orientasi hidup, selalu melanggar perjanjian, dan sifat mereka adalah sifat-sifat yang paling buruk yang ada di dalam hidup. Semua kisah mereka tercantum di dalam Al Quran. Bagaimana mereka mendustai setiap nabi yang diutus Allah kepada mereka, bahkan mereka tidak segan membunuh nabi-nabi itu.
Korban yang tewas pada penyerangan Yahudi kali ini kebanyakan berasal dari kaum wanita dan anak-anak. Tangisan demi tangisan terus berderai melepas kesyahidan mereka. Akan tetapi semangat tidak pernah surut pada diri mujahid-mujahid Palestina. Semua bahu membahu membela tanah kelahiran mereka yang ingin direbut oleh bangsa terusir, yaitu bangsa Yahudi. Yahudi Laknatullah dan begitu juga para sekutu-sekutunya.
Meski tidak bisa membantu secara langsung, tapi doa kepada kalian tak pernah terlupakan. Doa untuk saudara seiman yang sedang dicoba tiada henti dan dituntut kesabaran yang luar biasa untuk menghadapinya. Berbeda dengan diriku disini dan mungkin banyak umat muslim di dunia yang tidak merasakan penderitaan mereka. Banyak yang terlena dengan kenikmatan yang dirasakan di dunia, sedangkan mereka berjuang untuk bisa syahid dan mengharap surga-Nya.
Sampai ada suatu ketika, aku membaca sebuah tweet yang bertuliskan "Mereka saudara kita mujahid di Gaza menginginkan surga dengan memberikan nyawa mereka untuk syahid di jalan-Nya. Lantas kita disini yang pasti mengharapkan surga yang sama sudah memberikan apa?"