Alkisah, seorang petani menemukan sebuah mata air ajiab. Mata air itu bisa mengeluarkan kepingan uang emas yang tak terhingga banyaknya. Kucuran kepingan emas itu akan berhenti jika si petani berkata "cukup".
Petani kemudian menampung kepingan uang itu lalu dibawa ke gubuk mungilnya. Meskipun gubuknya sudah penuh, petani itu belum juga puas, akhirnya dia menggali lubang besar untuk menyimpan emas-emas itu. Karena si petani tidak pernah merasa cukup, mata air itu pun terus mengalir hingga menenggelamkan si petani karena ketamakannya.
Kata yang paling sulit dikatakan adalah kata "cukup"
Semua pegawai berkata gajinya belum sepadan dengan kerja kerasnya. Pengusaha beranggapan pendapatannya tidak pernah mencapai target. Istri mengeluh suaminya kurang perhatian. Suami juga berpendapat istrinya kurang pengertian. Dan anak-anak menganggap orang tuanya kurang murah hati.
Semuanya merasa tidak cukup, lalu kapan kita bisa merasa cukup?
Sesungguhnya cukup bukanlah berapa jumlahnya. Melainkan cukup adalah persoalan kepuasan hati. Cukup hanya bisa dikatakan oleh orang yang bisa bersyukur.
Jangan biarkan ketamakan seperti kisah petani tadi menyebabkan kita tidak bisa berkata cukup. Belajar mencukupkan diri dengan apa yang ada pada diri kita hari ini, maka kita akan menjadi manusia yang bahagia.
Aku tak suka bibirku, kurang seksi, aku ingin seperti Angelina Jolie.
Di saat yang sama seseorang berharap, Tuhan berikanlah aku bibir yang normal.
Aku ingin mataku bermata biru, akan lebih cantik bila aku punya mata berwarna biru
Di saat yang sama seseorang berharap, Tuhan, kenapa Kau tidak berikan aku sepasang mata untuk melihat?
Aku oleskan pewarna dan kurawat jari-jariku agar selalu tampil cantik
Di saat yang sama seseorang bersyukur, Tuhan, Kau hanya berikan aku 4 jari dan aku mensyukurinya.
Aku ke salon, creambath dan hairspa agar rambutku cantik.
Di saat yang sama seseorang menangis
Tuhan, kenapa aku diberikan kepala dengan ukuran yang berbeda? Kalau seperti ini, bagaimanapun rambutku pasti akan terlihat aneh.
Di saat yang sama seseorang bersyukur
Tuhan, Kau tak memberikan aku tangan dan kaki, namun aku masih bisa berkarya.
Sesungguhnya tubuh kita adalah hal yang berharga. Tak peduli apapun warna, ukuran dan bentuknya
Bersyukurlah, karena masih banyak di luar sana yang mungkin lebih kekurangan dari kita. Allah telah menciptakan kita dengan fisik yang lengkap saja merupakan hal yang tak ternilai harganya. Mengapa mengharapkan lebih? Padahal Allah Maha Mengetahui yang terbaik untuk para hamba-Nya?
Janganlah merasa rendah diri hanya karena masalah kecil. Karena kecantikan fisik itu hanyalah sementara. Yang dilihat oleh-Nya bukan rupa kita tapi hati kita.
Hiasilah hatimu, bukan fisikmu, maka secara otomatis engkaupun terlihat indah di mata banyak orang dan terutama di hadapan-Nya.
Bersyukurlah maka Dia akan menambah nikmatmu, namun bila engkau kufur terhadap nikmat-Nya, maka tunggulah azab-Nya akan menghampirimu.
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar