Sebenarnya mau nulis setelah UAS, tapi tangan ini udah gak tahan lagi ingin mengungkapkan kata-kata yang ada di dalam hati yang tak sempat tersampaikan kepada mereka.
Kelas ini tak pernah terpikirkan olehku akan menjadi seperti ini.
Yang dulu hanya peduli dengan keinginannya sendiri (egois). Yang menurutku mereka hanya seperti orang-orang di luar sana. Gak ada harapan sepertinya untuk menyisipi hal-hal yang menurutku lebih "baik". Yah, itu hanya sedikit dari pikiran "tidak baik" ku. Kenapa coba berpikir seperti itu? Padahal sebenarnya akulah yang egois, akulah yang kurang baik, yang sering berbuat salah, lisan tak terjaga, tindakan tak sejalan dengan ucapan, dan kesalahan lainnya. Gak pantas aku menjudge mereka, yang ternyata dari awal sudah menganggap aku dan teman-teman yang lain sebagai bagian dari keluarga mereka.
Hal yang paling membuatku gak nyaman di kelas ini adalah karena namanya "KETIBAN SEMPAK". Padahal itu sebuah singkatan dari Keluarga Tiga B Akuntansi Selalu Kompak. Ya, seperti yang sudah kukatakan, nama tersebut mengandung unsur kekeluargaan, yang harapannya bisa selalu kompak. Tapi yang terlintas dalam pikiranku, apa kata teman-temanku yang lain? Karena pasti pikiran mereka langsung tertuju pada kata kedua dari nama itu, "SEMPAK". Jadi agak gimana gitu. Didasarkan karena tidak punya andil yang cukup besar di dalam kelas, rasanya tidak mungkin aku meminta teman-teman mengganti nama tersebut.
Tapi semakin lama, semakin terbiasa dengan kata-kata itu, tapi gak tahu deh tanggapan teman-teman yang lain gimana. Haha.
Asyiknya kuliah di STAN, salah satunya adalah aku bisa lebih mengenal macam-macam tipe orang, terlebih teman-teman disini berasal dari berbagai daerah di hampir seluruh daerah di Indonesia. Begitu pula di kelasku sekarang, ya mungkin ada kekagetan karena sudah merasa terbiasa dengan teman-teman di kelas sebelumnya, jadi lumayan susah menyesuaikan diri. Apalagi perilaku mereka banyak yang menurutku tidak sesuai dengan keyakinanku. Keyakinanku disini berkaitan dengan aturan-aturan yang ada di dalam agamaku. Mungkin karena aku juga masih belajar, aku tidak bisa langsung berkata itu salah, tapi setidaknya aku berusaha menjauh. Di tiap kegiatan yang diadakan, aku menjadi orang yang selektif. Paling satu, dua yang bisa kuikuti, karena ada amanah juga sebenarnya yang gak bisa ditinggalkan. Tapi overall emang aku berusaha menghindar. Berusaha pulang lebih cepat, berusaha punya pikiran untuk bisa mengerjakan pekerjaan yang menurutku lebih berguna daripada hanya sekedar "have fun". Terkadang sedih juga jadi gak terlalu dekat dengan mereka, tapi aku sudah berusaha bermanfaat juga untuk kelas, sehingga aku gak dianggap cuek dan tidak peduli dengan kelas. Aku juga ingin mereka ingat denganku selepas kami berpisah. Tapi dengan ingatan yang baik.
Subhanallah, aku malah banyak belajar dari mereka. Aku mulai mengenal diriku sebenarnya. Sifat buruk yang seharusnya bisa diubah menjadi baik dan sifat baik yang sudah dimiliki bisa dipertahankan bahkan harus bisa lebih ditingkatkan juga. Inilah yang kunamakan bertemu karena Allah dan juga akan berpisah juga karena kehendak-Nya.
Walaupun sering sebal, sering gak senang, tapi aku sadar, diriku lah yang salah. Tidak ada hak untuk menyalahkan orang lain. Aku sebal, karena aku mengijinkan rasa sebal itu masuk dalam hatiku, begitu juga dengan kesenangan, aku malah sibuk dengan duniaku sendiri. Padahal mungkin ada teman-temanku yang juga membutuhkan perhatianku.
Walaupun hanya mengenal satu tahun, kelas ini sudah menjadi sebuah keluarga, yang mewakili keluarga di rumah masing-masing. Ketika ada yang kesulitan, mereka tidak segan untuk langsung membantu, ketika ada yang sedang sakit mereka dengan senang hati menjenguknya. Itulah keluarga, itulah persaudaraan, yaitu bisa memenuhi hak saudaranya. Sekali lagi bukan hanya berbagi kesenangan tapi juga kesedihan dan kegalauan.
Alhamdulillah, tidak ada kata lain yang bisa kuucapkan, karena telah dipertemukan dengan kalian, dengan segala keunikan dan keanehan yang kalian miliki, menjadikan hidupku lebih berwarna. Semoga keluarga kita ini bukan hanya keluarga sementara, tapi menjadi keluarga karena Allah yang insya Allah tidak akan lekang oleh waktu. Sehingga kelak kita berkeluarga, kita bisa menceritakan kenangan-kenangan kita selama ini kepada keluarga kita
.
Maaf aku banyak merepotkan kalian, banyak mengeluh, banyak mengecewakan, dan gak bisa memberikan apa-apa selain kata ucapan terima kasih ^.^
Tribute to: KETIBAN SEMPAK
abraham.adit.andri.defri.dewa.dio.ds.emil.fakhry.galu.harvi.henry.ian.ilham.iwan.jimmy.karina.kris.luqman.max.mega.mita.okky.pantun.raja.randy.rendra.ridwan.sani.sasongko.taqwim.tria.wahyu.yaskur.yudi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar