Banyak teman-teman yang keliru dalam memberi penilaian tentang keutamaan bulan Rajab, salah satunya dengan mengatakan bahwa dengan berpuasa di bulan Rajab dan mengingatkannya akan mendapat pahala yang senilai dengan ibadah selama 80 tahun. Secara logika, pertama kali mendengar ini jujur hatiku langsung tergelitik, walaupun perbuatan sebesar biji sawi juga mendapat balasan, tapi tentang balasan pahala ibadah seperti beribadah selama 80 tahun terasa tidak masuk akal.
Sebuah ibadah dilakukan harus dilandaskan dengan perintah dari Allah ataupun juga dicontohkan oleh Rasul SAW di luar dari itu kemungkinan besar akan menjadi bid'ah dan bid'ah itu akan membawa kepada kesesatan. Hasan bin 'Athiyah berkata: "Tidaklah suatu kaum melakukan bid'ah dalam urusan agama, melainkan Allah mengambil sunnah dari mereka seumpamanya dan tidak mengembalikan kepada mereka hingga hari kiamat". Bahkan Ayyub as-Sahtiyani berkata "Tidak bertambah pelaku bid'ah dalam ijtihad melainkan ia bertambah jauh dari Allah".
Banyak amalan baik yang sudah dilakukan tapi sama sekali tidak mendapat nilai ibadah di dalamnya, inilah yang sering dilakukan oleh kita. Karena ibadah itu tidak punya landasan dalil yang kuat. Contoh, sholat subuh yang dicontohkan Rasul adalah hanya dua rakaat, tapi ada yang melakukannya tiga rakaat nah itu salah, bahkah jatuhnya bukan lagi tidak mendapat pahala tapi sudah tidak sah sholatnya.
Lalu apa saja yang sebenarnya keutamaan bulan Rajab dibandingkan dengan bulan-bulan yang lain?
Ibnu Hajar berkata "Tidak ada riwayat shahih dalam keutamaan bulan Rajab, tidak pula pada puasanya, tidak pula berpuasa secara tertentu padanya, tidak pula shalat secara tertentu padanya, yang bisa dujadikan hujjah. Dan tleah mendahului saya untuk memastikan hal itu Imam Abu Ismail al Harawi Al Hafizh. Kami meriwayatkan nya darinya dengan isnad yang shahih, demikian pula kami meriwayatkannya dari yang lainnya." (Tabiyinul 'Ajab fima warada fi fadhli Rajab, karya Ibnu hajar hal. 6. dan lihat: as-Sunan wa al-Mubtada'at karya asy-Syuqairi hal. 125)
Dan ia berkata juga "Adapun hadis yang diriwayatkan mengenai keutamaan bulan Rajab, atau keutamaan puasanya, atau puasa sebagian darinya secara nyata, maka ia terbagi dua: dhaif (lemah) dan maudhu' (palsu)."
Berpuasa di bulan Rajab tidak lebih utama dari bulan-bulan yang lainnya. Hanya saja bulan Rajab termasuk bulan suci. Bulan-bulan suci adalah Zulqa'dah, Zulhijjah,, Muharram, dan Rajab. Di bulan-bulan ini kita dianjurkan memperbanyak puasa sunnah. (Fiqih Sunnah-Sayyid Sabiq halaman 652-653).
Semoga kita tergolong umat Rasulullah yang selalu dapat mengikuti sunnahnya dan tidak lalai dengan bujukan setan. Oleh karena itu agar tidak terjebak ke dalam bid'ah, kita diperintahkan untuk selalu menambah ilmu kita, karena sebenarnya menuntut ilmu adalah dari kita lahir hingga kita berada di alam kubur, sehingga belajar adalah tidak pernah berhenti dan tak pernah boleh putus.
Wallahu'alam bisshawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar